Ia juga menyoroti menu makanan yang dinilai monoton dan kurang bergizi, serta fakta bahwa sebagian pekerja belum memiliki sertifikat penjamah makanan sesuai standar.
Artika meminta agar Satuan Pelaksana Program (SPPI) lebih aktif melakukan pengawasan ke setiap dapur SPPG di wilayahnya agar kejadian serupa tidak terulang.
Kasus ini menjadi momentum bagi semua pihak, baik Dinkesda, yayasan, maupun pengelola dapur untuk memperkuat sinergi dalam meningkatkan kualitas layanan gizi di Kabupaten Blora.
Dengan pembenahan menyeluruh dan komunikasi yang baik antarinstansi, diharapkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dapat berjalan lebih efektif, higienis, dan transparan bagi masyarakat penerima manfaat.
Tanggapan Pemilik SPPG
Menanggapi masalah tersebut, Mitra Yayasan Semua Anak Bangsa selaku pemilik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Blora menyayangkan beredarnya video hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Blora di dapur SPPG Sidomulyo, yang sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu.
Pemilik SPPG SIdomulyo Jalal di Blora, Sabtu, menilai penyebaran video tersebut kurang tepat, karena dapat menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat mengenai kondisi sebenarnya di lapangan.
“Kami sangat terbuka terhadap evaluasi dan masukan dari Dinkesda. Namun, kami menyesalkan adanya video saat sidak yang tersebar luas tanpa konteks yang jelas. Hal itu berpotensi menimbulkan persepsi negatif terhadap lembaga kami dan para petugas yang sudah bekerja keras setiap hari,” ujar Jalal.