AI Bukan Makhluk Sosial, Jangan Curhat kepada Akal Imitasi Ini

Menurut dia, orang mungkin merasa lebih aman berbicara atau curhat dengan AI karena merasa menganggapnya bukan manusia. Tak ada rasa takut dihakimi atau rahasianya disebarkan, sebab berpikir AI hanyalah mesin.

Romi mengatakan jika seseorang merasa tidak punya teman dekat, sebaiknya jangan ragu berkonsultasi dengan psikolog karena hal itu bukan berarti dirinya memiliki masalah gangguan jiwa.

Meski curhat dengan teman dekat memang biasanya lebih nyaman karena sudah saling paham. Namun, lanjut Romi, teman yang terlalu memahami kita kadang memberikan saran belum tentu sesuatu yang objektif, tapi berdasarkan pendirian-pendirian tertentu.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Jadi Pengisi Suara di Film "Warkop DKI Kartun", Mo Sidik: Ini Kehormatan

Sebaliknya, seorang profesional atau orang dalam kepakarannya akan menjadi lebih objektif dalam memberikan informasi maupun saran.

“Ada baiknya memberikan kesempatan pada diri orang ini yang perlu konsultasi itu untuk mengevaluasi dulu. Apakah saya memang tidak sama sekali membutuhkan orang untuk curhat, atau memang hanya dengan butuh dengan AI. Karena jangan sampai dengan hasil informasi yang diberikan AI bisa jadi salah jalan juga,” ujar Romi.

Lebih lanjut, Romi menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Oleh karena itu, sebetulnya interaksi dengan sesama manusia akan sangat membantu.

BACA JUGA  Peneliti: Daun Beluntas Bisa Hambat Perkembangan Protein HIV

Menurut Romi, meski seseorang merasa bisa berbicara atau curhat dengan AI, perlu diingat bahwa AI bukan manusia. Karena itu, perlu ditelaah lagi sejauh mana batas atau kelenturannya.

“Kalau kadang-kadang cari informasi yang kecil tentang sesuatu ‘saya kok suka cemas ya apa ya penyebabnya bisa ini bisa ini’, nah itu mungkin masih bisa ya. Tapi kalau misalnya sudah mendalam, kalau menurut saya sebaiknya tidak dengan AI lagi,” jelas Romi.

Pos terkait