Erros Djarot Luncurkan Buku Autobiografi dan “Apa Kata Sahabat”

Anak Broken Home

Dalam buku itu Erros membuka kisah autobiografinya mengisahkan perjalanan hidupnya sejak usia 9 tahun yang menjadi anak broken home, menjadi aktivis sejak duduk di bangku SMP

Kemudian, perjalanan bermusiknya yang dimulai sejak SMA hingga kisah proses kreatifnya melahirkan lagu “Bisikku” bersama Barong’s Band yang menjadi soundtrack film “Kawin Lari” besutan sutradara Teguh Karya yang menghasilkan Piala Citra pertamanya sebagai music director pada usia 25 tahun.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Upaya Meningkatkan Kinerja BUMD, Mas Wawan Luncurkan BTC Bareng Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya

Proses kreatifnya menciptakan lagu-lagu di album “Badai Pasti Berlalu”, seperti “Merpati Putih”, “Pelangi”, atau “Badai Pasti Berlalu” bersama Debby Nasution, Chrisye, dan Yockie Suryo Prayogo, serta termasuk kisahnya meraih Piala Citra keduanya sebagai music director di film “Badai Pasti Berlalu”.

Perjalanannya menjadi sutradara salah satunya menyutradari film “Tjoet Nja’ Dhien” yang meraih delapan Piala Citra pada FFI 1988, tiga di antaranya buat Erros sebagai sutradara, penulis skenario dan cerita asli terbaik, serta menjadi film Indonesia pertama yang diputar di Cannes Film Festival tahun 1989.

BACA JUGA  MA: Perlindungan Hukum bagi Jaksa Harus Dibatasi

Kesaksian Para Sahabat

Sementara itu, buku “Erros Djarot Apa Kata Sahabat” terkait kesaksian para sahabat yang mengonfirmasi tulisan Erros di buku autobiografinya.

Buku “Erros Djarot Apa Kata Sahabat” berisi tulisan dari 72 sahabat tentang Erros Djarot yang di antaranya ditulis oleh Guntur Soekarnoputra, Christine Hakim, Slamet Rahardjo, Mahfud Md., Laksamana Sukardi, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Muhaimin Iskandar, Yenny Wahid, hingga Susilo Bambang Yudhoyono.

Pos terkait