Masjid Huangcheng Chengdu, Kisah Panjang Toleransi Beragama di Chengdu

Dinamakan Masjid Huangcheng karena dulunya terletak di dekat istana, ujar Chen Jin.

Awalnya didirikan pada abad ke-16, masjid ini mendapat perbaikan signifikan yang dimulai pada tahun 1858.

Meskipun sempat rusak parah akibat perang pada 1917 dan dibangun kembali setelahnya, luas masjid telah jauh berkurang dari area aslinya yang lebih dari 6.600 meter persegi menjadi sekitar 5.000 meter persegi.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Tensi AS-China Mereda, Gedung Putih Pun "Main" TikTok

Namun, ia tetap menjadi masjid terbesar di Provinsi Sichuan dan salah satu masjid kuno yang termasyhur di China.

Masjid Huangcheng pertama kali dibangun pada abad ke-16 dan menjalani perbaikan besar yang dimulai pada tahun 1858.

Pada tahun 1917, masjid ini rusak parah selama masa perang. Meskipun dibangun kembali, ukurannya sangat berkurang karena kendala keuangan.

Masjid kini mencakup area sekitar 5.000 meter persegi dan tetap menjadi situs religius dan budaya yang penting di Chengdu.

BACA JUGA  Mobil Merek Jepang Masih Kuasai Pasar Indonesia, Jenama China Mengintai

Tata letak masjid mengikuti desain taman kuil tradisional Tiongkok. Meskipun bangunannya bergaya Dinasti Qing, dekorasinya sangat berpegang pada prinsip-prinsip Islam, hanya menggunakan motif tumbuhan dan kaligrafi ayat Al-Qur’an.

Desain masjid yang sekarang, selesai pada tahun 1997, memadukan gaya arsitektur Arab dengan elemen-elemen dari Dinasti Ming dan Qing yang mirip dengan kuil Khonghucu.

Masjid ini memiliki tembok besar setinggi 9 meter dan lebar 4 meter yang dibangun pada pertengahan era Dinasti Qing.

Gerbang utamanya menampilkan plakat horizontal bertuliskan “Masjid Huangcheng” diapit oleh pintu hias dan pagar.

Pos terkait