Selain itu, Pemkot Semarang akan melakukan pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana persampahan, rehabilitasi TPA Jatibarang, dan persiapan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PSEL).
“Yang di hilir ini yang PR karena ternyata pengadaan truk pengangkut sampah dari 2012 – 2019 ada 90 unit. Paling tidak sudah 5 tahun usianya. Truknya tiap hari digunakan secara rutin untuk mengangkut sampah, karenanya ada yang kontainernya,” tegas Agustina.
Agustina Wilujeng juga mengucapkan terima kasih atas kritik yang diberikan oleh warga lewat media sosial soal truk sampah beberapa waktu lalu.
“Makanya kami berterima kasih kepada masyarakat yang up di media sosial. Jadi bahan evaluasi dan segera kami tindaklanjuti,” sambungnya.
Tahun lalu Pemkot Semarang membeli 5 truk arm roll dan saat ini tengah memperbaiki truk-truk sampah yang mengalami kerusakan.
Selama program Semarang Bersih di yang digagas Agustin-Iswar, pihaknya mengklaim telah ada kemajuan signifikan dengan partisipasi aktif dari 278.006 rumah tangga dalam pemilahan sampah.
Infrastruktur pengelolaan sampah juga mengalami penguatan dengan terbentuknya 1.074 unit bank sampah, keterlibatan 35.411 SDM, penambahan 18 kontainer dan 5 truk arm-roll, perbaikan 64 kontainer dan 12 TPS, serta pembangunan 3 TPS baru.
Upaya ini telah menghasilkan dampak ekonomi sirkular sebesar Rp. 570.233.661 dan berhasil mengelola total 221.299 ton sampah.
“Kami sangat mengapresiasi partisipasi aktif masyarakat dan kerja keras semua pihak yang terlibat dalam program Semarang Bersih ini. Capaian dalam 100 hari ini menunjukkan komitmen kita bersama untuk mewujudkan Semarang yang lebih bersih dan berkelanjutan,” pungkas Wali Kota Semarang.