Danau Nigat Akhiri “Era Mengemis” Ethiopia

Danau Nigat. Africa News
Danau Nigat. Africa News

MATASEMARANG.COM – Ethiopia  meresmikan Bendungan Renaisans Besar Ethiopia (GERD), Selasa. Waduk raksasa ini menelan biaya hampir 5 miliar dolar AS (sekitar Rp82,1 triliun), proyek hidroelektrik terbesar di Afrika, tepatnya pembangunan di Sungai Nil Biru.

Bendungan yang diluncurkan pada 2011 oleh mendiang Perdana Menteri Ethiopia Meles Zenawi tersebut dirancang untuk menghasilkan 5.150 megawatt listrik, menjadikannya salah satu pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia.

Para pejabat Ethiopia mengatakan bendungan itu akan meringankan kekurangan listrik kronis dan memungkinkan ekspor listrik ke seluruh Afrika Timur.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Trump Ganti Dephan dengan "Departemen Perang"

Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mendeskripsikan proyek itu sebagai tonggak sejarah nasional dan simbol kemandirian, dengan mengatakan bahwa waduk besar tersebut, yang diberi nama Danau Nigat atau “Danau Fajar”, menandai berakhirnya “era mengemis” di Ethiopia.

“Danau ini telah membawa kekayaan yang lebih besar daripada PDB Ethiopia. Generasi ini telah mencapai prestasi besar dengan Bendungan Renaissance. Era mengemis telah berakhir,” kata Abiy.

Menyebut GERD sebagai “megaproyek terbesar dalam sejarah masyarakat kulit hitam”, dia mengatakan bahwa Ethiopia tidak “mencari kerugian”, melainkan “kemakmuran bersama”.

BACA JUGA  AS Siaga Kemungkinan Serangan Balasan Iran

Presiden Kenya William Ruto mengatakan benua Afrika “dapat membentuk nasibnya sendiri. Ini adalah pernyataan Pan-Afrika”, menambahkan “jalan menuju perdamaian terletak pada persatuan, bukan isolasi.”

Presiden Sudan Selatan Salva Kiir menyebut proyek tersebut sebagai “simbol persatuan, pengorbanan, dan tekad”, mengatakan bahwa bendungan itu akan membawa kekuatan dan kemakmuran bagi kawasan tersebut.

Pos terkait