MATASEMARANG.COM – Isu keterlambatan gaji para pemain dan pelatih PSIS menjadi yang kerap kali dibicarakan.
Para pendukung PSIS beranggapan bahwa keterlambatan gaji ini mempengaruhi performa pemain.
Dalam lima laga terkahir, PSIS selalu menderita kekalahan dan berujung kepastian turun kasta ke Liga 2 musim depan.
Seperti saat melawan Malut United, yang mana laga berakhir dengan kekalahan mencolok PSIS, yakni dengan skor 1-5.
Sebanyak 6 gol yang tercipta dalam laga tersebut tidak satupun berasal dari pemain PSIS.
Satu-satunya angka yang didapat PSIS justru datang berkat gol bunuh diri Safrudin Tahar di akhir laga.
Beberapa kali komentator laga juga menyoroti lini belakang PSIS yang kurang solid sepanjang laga.
Kecepatan dan penempatan posisi pemain Malut United tidak bisa diantisipasi oleh barisan belakang Mahesa Jenar.
Menanggapi kekalahan tersebut, Caretaker PSIS M Ridwan mengatakan bahwa saat ke Ternate, pasukan yang dia bawa tidak maksimal.
Dia juga tak berkomentar banyak soal isu keterlambatan gaji pemain yang menjadi penyebab turunnya performa tim.
M Ridwan juga pasang badan bahwa penyebab kekalahan PSIS adalah strategi yang dia terapkan tidak bisa mengantisipasi permainan Malut United.
“Kita tidak mau bicara hal-hal non-teknis. Kita hanya fokus pada teknis. Dinamika yang terjadi di PSIS adalah hal yang tidak seharusnya berimbas ke performa tim. Para pemain ini dari kecil bercita-cita menjadi pemain profesional. Di level ini, mereka pasti ingin memberikan permainan maksimal. Kekalahan ini lebih kepada strategi saya yang mungkin kurang tepat. Ini murni soal teknis,” ungkap Abdul Ridwan usai laga.