Guru Besar Unnes Ciptakan Alat Ubah Udara Jadi Air Minum

Prof Samsudin Anis mengenalkan Atmospheric Water Maker (AWM). (matasemarang.com/Lia Dina)
Prof Samsudin Anis mengenalkan Atmospheric Water Maker (AWM). (matasemarang.com/Lia Dina)

MATASEMARANG.COM – Guru besar Universitas Negeri Semarang (Unnes) bidang Termodinamika Prof Samsudin Anis mengembangkan sebuah alat yang mampu mengubah udara menjadi air minum bersih.

Dengan adanya alat ini diharapkan bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang dilanda kekeringan.

Pasalnya, air bersih menjadi salah satu kebutuhan masyarakat. Namun sayangnya jika kekeringan melanda, masyarakat menjadi susah mendapatkan pasokan air bersih.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Unimus Bakal Punya Hutan Wakaf, Jadi Laboratorium Alam Sekaligus Jawab Tantangan Perubahan Iklim

Alat yang dikembangkan Prof Samsudin bernama Atmospheric Water Maker (AWM). Mesin ini mengekstraksi kelembapan dari udara melalui proses filtrasi dan kondensasi.

Air yang terkumpul kemudian dimurnikan hingga memenuhi standar air minum, menghasilkan air yang aman untuk dikonsumsi.

Gagasan ini lahir dari seringnya terjadi kekeringan di wilayah selatan Jawa dan kawasan timur Indonesia, daerah-daerah yang kerap menghadapi kesulitan mendapatkan air bersih.

Prof Samsudin mengatakan teknologi ini dirancang untuk menjadi penolong bagi warga yang mengalami krisis air.

BACA JUGA  Mahasiswa Jurusan Kimia UIN Walisongo Semarang Sabet 2 Medali di Ajang Internasional

Ia berharap perangkat ini dapat menjadi inovasi nasional, mengingat Indonesia belum memiliki teknologi serupa.

“Ide ini berasal dari masalah nyata yang dihadapi masyarakat. Di beberapa daerah pesisir, termasuk Kalimantan, air memang banyak tetapi berupa air payau. Alat ini diharapkan bisa menjadi solusi,” kata Prof Samsudin, Rabu, 20 Agustus 2025.

Untuk mengembangkan risetnya, Prof Samsudin telah bekerja sama dengan perusahaan elektronik untuk menyiapkan produksi massal perangkat tersebut.

Kolaborasi ini diharapkan mempercepat langkah dari laboratorium menuju pasar, sehingga AWM dapat diakses oleh rumah tangga dan masyarakat di berbagai wilayah.

Pos terkait