Di dalamnya diceritakan bagaimana masyarakat di Semarang waktu itu yang sedang merayakan kemerdekaan, mendapatkan gangguan dari tentara Jepang, hingga pecahlah pertempuran lima hari di Semarang pada 14-18 Oktober 1945.
Sejarah singkat tersebut juga ditampilkan dalam sebuah pertunjukan kolosal oleh Teater Pitoelas Universitas 17 Agustus Semarang.
Pertunjukan kolosal itu menjadi puncak dari rangkaian upacara peringatan Pertempuran Lima Hari Semarang.