Lompatan karier
Performa Janice mulai menanjak drastis sejak Mei 2025. Ia meraih dua gelar ITF W35 di Korea Selatan, sebelum mencetak empat gelar tunggal beruntun dan tiga gelar ganda sepanjang Juni, menjadikan ia satu dari sedikit petenis yang dinobatkan sebagai ITF Player of the Month dua bulan berturut-turut.
Puncaknya, ia menorehkan 42 set kemenangan beruntun, sebuah rekor yang menjadi bukti konsistensinya.
“Jujur, waktu itu aku enggak terlalu mikir angka. Fokusnya cuma gimana caranya main bagus hari ini, kasih hasil terbaik,” ujar Janice.
Di balik kesuksesannya, ada cerita lain yang tak kalah menarik. Sebagian besar musim ini, Janice bertanding tanpa pelatih tetap.
Ia baru memiliki pelatih saat tur ke Korea Selatan pada Mei. Namun, saat itu pelatih belum full menemani. Ia meminta bantuan dua petenis putri Indonesia Beatrice Gumulya dan Jessica Rompies untuk mendampingi dirinya.
Kini, dengan aturan WTA yang membolehkan coaching selama pertandingan, keberadaan pelatih menjadi lebih penting. Sebab, menurut Janice, saat pertandingan ia sering kali tidak sadar dengan hal-hal kecil, sehingga pelatih dapat memberi insight yang membuat permainan menjadi berbeda.
Berkat kesuksesannya itu Janice berhasil masuk Top 200 dan mendapatkan tiket untuk mengikuti babak kualifikasi US Open.
Sebagai upaya adaptasi lapangan dan udara di Negeri Paman Sam, ia mengikuti W100 Evansville, W75 Lexington, dan W100 Landisville.
Janice menjadi runner up dalam ITF W75 Lexington dan ITF W100 Landisville di Pennsylvania dua pekan beruntun pada awal bulan ini,