MATASEMARANG.COM – Jumlah korban keracunan yang diduga akibat mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG) di Kota Bogor, Jawa Barat, kini mencapai 214 orang. Hal ini diungkapkan oleh Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim, pada Senin (13/5/2025), yang melaporkan peningkatan dari sebelumnya 210 orang.
Dedie menjelaskan bahwa peningkatan jumlah kasus ini terjadi setelah Pemerintah Kota Bogor menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 8 Mei 2025.
Status ini diberlakukan untuk menjamin pembiayaan medis korban di rumah sakit, yang dibiayai oleh APBD dari anggaran biaya tidak terduga (BTT).
“Karena ada keraguan mengenai pembiayaan bagi korban yang tidak memiliki BPJS atau asuransi, KLB ditetapkan agar semua yang terdampak dapat mendapatkan perawatan di rumah sakit,” jelas Dedie.
Saat ini, masih terdapat 12 siswa yang menjalani perawatan di rumah sakit, meskipun kondisinya sudah mulai membaik.
“Terakhir saya mengunjungi mereka pada hari Sabtu, kondisi mereka sudah membaik, meskipun masih ada yang merasa lemas, mual, dan pusing,” tambahnya.
Hasil pemeriksaan Labkesda Kota Bogor terhadap sampel makanan seperti nasi, tumis toge dan tahu, serta telur ceplok saus barbeque menunjukkan adanya bakteri E.Coli dan Salmonella.
“Telur ceplok mengandung bakteri E.Coli, sementara tumis toge dan tahu ditemukan bakteri Salmonella,” terang Dedie.
Pemerintah masih menunggu hasil pemeriksaan sampel lain, seperti air minum dan muntahan siswa yang diduga keracunan dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Bosowa Bina Insani.