Kebiasaan Pengelolaan Sampah Diturunkan hingga Pondok Pesantren

Sosialisasi dan Pelatihan Pengelolaan Sampah Pesantren di Ponpes Al Itqon, Pedurungan. (matasemarang.com/Lia Dina)
Sosialisasi dan Pelatihan Pengelolaan Sampah Pesantren di Ponpes Al Itqon, Pedurungan. (matasemarang.com/Lia Dina)

“Keterlibatan pesantren diharapkan mampu menciptakan habit pengelolaan sampah bagi ribuan santri dan masyarakat sekitarnya. Dan di Ponpes ini (Al Itqon), pengelolaan sampah ternyata sudah berjalan lama. Sejak 15 tahun lalu di sini sudah ada incenerator,” tuturnya.

Iswar mengapresiasi kiprah dari Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) bersama Dinas Lingkungan Hidup Jateng dan Kota Semarang yang menginisiasi Sosialisasi dan Pelatihan Pengelolaan Sampah Pesantren di Ponpes Al Itqon

“Mudah-mudahan bisa masif ke pesantren-pesantren lain sehingga tercipta habit untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat,” harapnya.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Pemkot Semarang Dukung Pertanian Berkelanjutan di Pondok Pesantren

Senada, Direktur P3M KH Sarmidi Husna menambahkan persoalan sampah saat ini menjadi problem nasional, bahkan internasional. Ia menyebut sejumlah kabupaten kota di Indonesia sudah darurat sampah.

“Di Yogya, ketinggian sampah sampai 125 meter. Rata-rata di kabupaten kota tingginya sampah mencapai minimal 30 meter,” tutur dia.

Karena itu, lanjut Sarmidi Husna, P3M ikut terjun langsung memberikan edukasi soal pengelolaan sampah ke masyarakat, khususnya kalangan pondok pesantren.

Terlebih untuk menjaga kebersihan lingkungan maupun mengelola sampah diriwayatkan sebagai salah satu sunah rasul.

BACA JUGA  Hardiknas: Pendidikan Berkeadilan, Pemkot Semarang Beri 8.220 Beasiswa

“Pengelolaan sampah di zaman Rasulullah Muhammad SAW menjadi perhatian tersendiri. Bahkan ketika sahabat nabi. Ummu Mahjad, yang mengelola kebersihan dan persampahan lingkungan masjid yang menjadi tempat beribadah Rasul dan sahabat, meninggal dunia, Rasulullah mendoakan secara khusus di makamnya,” tutupnya.

Pos terkait