Komisi HAK KWI Kunjungi Ponpes Al Hidayah Karangsuci, Pererat Hubungan dan Bincang Kebangsaan

Komisi HAK KWI Kunjungi Ponpes Al Hidayah Karangsuci
Komisi HAK KWI Kunjungi Ponpes Al Hidayah Karangsuci

Rombongan disambut pengasuh Ponpes Al Hidayah, Ibu Nyai Dra Hj Nadhiroh Noeris, yang bercerita banyak tentang sejarah Ponpes dan proses perjalanannya.

“Silaturahmi ini semoga menjadi jalan untuk mempererat ukhuwah watoniyah, memperkuat rasa kasih sayang dan kepedulian antar sesama umat manusia. Kalau kita tidak saling mengenal, bagaimana bisa saling menyayangi?” ucapnya.

Pertemuan lintas agama bukan kali pertama terjadi di Pondok Pesantren ini. Para kyai di Ponpes Al Hidayah kerap berkegiatan bersama Forum Komunikasi Umah Beragama (FKUB).

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Geber Kecamatan Berdaya, Ahmad Luthfi Keluarkan Surat Edaran ke Bupati Walikota

“Kunjungan kunjungan seperti ini memiliki manfaat mempererat hubungan lintas agama sekaligus memperkuat semangat kebangsaan dan persaudaraan antar umat beragama,” kata dia.

Sebagai informasi, KH. Muslich lahir di Tambaknegara, Rawalo, Banyumas pada 20 Februari 1910. Dalam sejarah Banyumas dan Purwokerto, nama KH.

Muslich berdiri tegak sebagai salah satu ulama besar yang jejak langkahnya melintasi masa perjuangan kemerdekaan, diplomasi nasional, hingga pembangunan pendidikan Islam pasca-revolusi.

Dari medan perjuangan Laskar Hizbullah, ruang perundingan rahasia dengan tokoh-tokoh nasional, sampai pendirian Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci, seluruh perjalanan hidupnya menunjukkan perpaduan antara kecendekiaan, keberanian, dan ketulusan seorang pejuang agama dan bangsa.

BACA JUGA  Tiga Maskapai Buka Rute Internasional di Bandara Ahmad Yani Semarang

Cita-cita Muslich terwujud secara penuh pada bulan Ramadhan tahun 1986, ketika KH. Dr. Noer Iskandar al-Barsyani, MA dan Ibu Nyai Dra. Hj. Nadhiroh Noeris memulai kegiatan resmi Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci di bawah naungan Yayasan Nurul Hidayah Karangsuci (Akta Notaris No. 04 tanggal 1 Juli 2013).

Pos terkait