Inovasi yang diperkenalkan adalah penggunaan mesin pencacah kohe serta penambahan agensia hayati Trichoderma.
Mesin pencacah berfungsi menghancurkan kotoran kambing menjadi butiran halus sehingga lebih cepat terurai dan mudah diaduk.
Proses ini juga membantu mengurangi bau menyengat serta meningkatkan kualitas pupuk.
Sementara itu, Trichoderma berperan mempercepat penguraian bahan organik, menekan jamur patogen penyebab penyakit tanaman, sekaligus meningkatkan kesuburan tanah.
perwakilan Kelompok Tani Desa Serang bernama Naryo mengaku sangat merasakan manfaat dari kegiatan ini.
“Kami sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini. Biasanya kotoran kambing hanya menumpuk dan menjadi masalah. Sekarang kami tahu cara mengolahnya menjadi pupuk yang justru bisa menyuburkan tanaman kami,” tuturnya.
Kolaborasi mahasiswa Unsoed dan Kelompok Tani Desa Serang ini menjadi contoh nyata penerapan teknologi tepat guna di masyarakat.
Melalui inovasi pupuk kohe terfermentasi, Desa Serang kini memiliki peluang besar untuk mengurangi masalah limbah sekaligus menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi yang mendukung pertanian berkelanjutan.