Pakai Pendeteksi Korban Hidup, Area Bangunan Runtuh Ponpes Al-Khoziny Harus Dikosongkan

MATASEMARANG.COM – Kepala Basarnas Mohammad Syafii minta masyarakat dan pihak-pihak di luar tim SAR gabungan mengosongkan area reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. Hal ini dilakukan guna menjaga konsentrasi dan efektivitas operasi penyelamatan.

“Bukan berarti kami tidak ingin masyarakat atau media melihat langsung, tetapi karena kami sedang menggunakan teknologi pendeteksi korban hidup, maka area harus clear agar alat dapat bekerja optimal,” katanya dalam rekaman suara konferensi pers yang diterima di Jakarta, Selasa.

BACA JUGA  Waspadai, Infeksi Berulang DBD Bisa Lebih Berbahaya

Di hadapan puluhan pewarta di tenda media center darurat itu, Syafii menjelaskan bahwa penanganan operasi SAR dilakukan dengan metode khusus, karena struktur bangunan runtuh berbentuk “pancake collapse”, yakni tumpukan material beton yang saling menindih.

Bacaan Lainnya

Basarnas selaku kepala operasi mengerahkan 379 personel dari 65 instansi yang tergabung dalam operasi SAR gabungan.

Untuk mendeteksi korban, Basarnas menggunakan peralatan modern, seperti drone thermal, detektor suhu tubuh, dan sistem pencarian berbasis teknologi.

Namun, ia mengakui kondisi lapangan sangat menantang. Struktur bangunan yang rapuh, getaran kecil, dan galian sempit selebar 60 sentimeter menjadi kendala utama. Selain itu, reruntuhan berasal dari fondasi lama yang berpotensi longsor saat digali.

“Lalu, kalau terlalu banyak orang di lokasi, alat-alat ini tidak bisa bekerja dengan baik,” ujarnya sebagaimana dikutip Antara.

Syafii menegaskan operasi pencarian dan penyelamatan masih berfokus pada mengejar golden time 72 jam, periode krusial untuk menyelamatkan korban dalam kondisi hidup, sementara saat ini sudah memasuki hari ketiga operasi diambang waktu kritis 72 jam.

Pos terkait