Peran Media Arus Utama di Era Fabrikasi Kebenaran

Reportase jurnalistik yang empatik ini menyentuh nurani publik dan memberikan urgensi moral pada tuntutan, khususnya poin yang mendesak pembentukan tim investigasi independen. Pun demikian saat melaporkan peristiwa hilangnya nyawa di berbagai daerah, media arus utama tidak serta merta mengubahnya menjadi angka-angka, namun tetap menyebut nama korban sebagai penghormatan.

Kombinasi antara tekanan publik yang berbasis empati dan tuntutan terstruktur, yang diamplifikasi secara masif oleh media arus utama, terbukti efektif mendesak lahirnya solusi. Respons institusional, meskipun sebagian besar bersifat simbolis, bahkan normatif, menunjukkan dampak dari tekanan ini.

BACA JUGA  Dana RT Rp25 Juta Bukan Sekadar Pemenuhan Janji Politik

Langkah DPR yang cepat dalam membekukan kenaikan tunjangan adalah buah paling nyata dari gerakan ini. Ini adalah sebuah kemajuan konkret yang secara langsung menjawab salah satu tuntutan paling populer, sebuah solusi yang lahir dari artikulasi kemarahan publik yang terarah.

Bacaan Lainnya

Pemerintah, melalui presiden dan para menterinya, juga merespons dengan retorika positif serta komitmen untuk mendengar. Meski langkah konkret atas tuntutan reformasi struktural yang mendalam dan komprehensif masih ditunggu, pintu dialog telah terbuka.

Kini, tantangan sesungguhnya di depan mata. Kemajuan jangka pendek tidak boleh melenakan. Delapan tuntutan jangka panjang, termasuk pengesahan RUU Perampasan Aset, reformasi kepolisian, dan peninjauan ulang kebijakan ekonomi yang fundamental, adalah ujian sesungguhnya bagi komitmen negara. Di sinilah peran media massa arus utama kembali menjadi sentral.

Pos terkait