Peran Media Arus Utama di Era Fabrikasi Kebenaran

Dalam perpektif Indonesia, Elemen Jurnalisme (Kovach dan Rosenstiel, 2001), terutama keutamaan kebenaran, keberpihakan pada warga, serta menjadi forum publik, dapat dipraktikkan institusi media arus utama, yakni menjadi rumah penjernih bagi informasi dan referensi utama bagi masyarakat.

Sajian media tidak berhenti pada paparan fakta, namun lebih dalam mengurai, menerjemahkan, mengungkap selubung peristiwa, serta memberdayakan warga agar semakin kritis dalam mengambil keputusan, baik yang nyata terjadi di lapangan, maupun dari percakapan di jagat digital, terutama pada akar permasalahan yang berfokus pada ketidakadilan sosial dan ketimpangan ekonomi.

BACA JUGA  Langkah Cerdik Pemkot Semarang Jinakkan Penunggak “Kakap” PBB

Setelah berhasil menjadi kurator kebenaran dan fasilitator dialog, tugas media arus utama, selanjutnya, yaitu menjadi pengawas akuntabilitas yang gigih. Mereka harus terus menjaga agar delapan tuntutan jangka panjang itu tetap hidup dalam wacana publik, menagih janji para pembuat kebijakan, dan memastikan bahwa solusi yang ditawarkan bukan sekadar kosmetik atau kemasan normatif, melainkan transformatif.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Kaum Medioker yang Kian “Klenger”

Peristiwa Agustus-September 2025 telah memberikan sebuah cetak biru baru kepada publik, tentang kekuatan masyarakat sipil di era digital. Pelajaran berharganya adalah penegasan kembali peran jurnalisme yang bertanggung jawab. Bahwa di tengah kebisingan dan fabrikasi informasi, tugas utama media bukan hanya menyajikan fakta, tetapi juga loyal memberdayakan warga untuk menyingkap kebenaran yang esensial dan mendesak ditindaklanjuti bersama.

Pos terkait