Ratusan Penari Meriahkan “Salatiga Enam Jam Menari” Nonstop

Ratusan penari memeriahkan acara Salatiga Enam Jam Menari, Minggu 20 Juli 2025 (Pemprov Jateng)
Ratusan penari memeriahkan acara Salatiga Enam Jam Menari, Minggu 20 Juli 2025 (Pemprov Jateng)

MATASEMARANG.COM – Ratusan penari memeriahkan acara Salatiga Enam Jam Menari (Salam Jari) di Pendopo Bung Karno, Kantor DPRD Kota Salatiga, Minggu 20 Juli 2025.

Mereka silih berganti unjuk kebolehan di acara yang digelar dalam rangka menyambut Hari Jadi ke-1.275 Kota Salatiga.

Sebanyak 183 penari dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa, tampil membawakan 34 tarian tradisional dan kontemporer, menjadikan Salam Jari.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  TPS3R Bulu Salatiga Olah 6 Ton Sampah Per Hari Jadi Kompos dan Bahan Bakar

Selama enam jam penuh, panggung tidak pernah kosong, mulai dari irama, gerak, dan ekspresi mengalir tanpa jeda, menghadirkan pertunjukan seni yang bukan hanya atraktif, tetapi juga menyentuh dan membanggakan.

“Enam jam menari bukan hanya soal stamina, tapi soal cinta yang mendalam pada budaya,” kata Ketua Dewan Kesenian Salatiga (DKS) Wido Muwardi.

Ia menyampaikan harapan agar kegiatan ini menjadi tonggak semangat bagi para pelaku seni di Salatiga untuk terus berkarya dan bermimpi besar.

BACA JUGA  Kepala Dinas Pendidikan: Semua Anak di Salatiga Dijamin Dapat Sekolah

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara DKS, Pemerintah Kota, dan DPRD Kota Salatiga.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga Yayat Nurhayat mengapresiasi semangat luar biasa dari para penari dan seluruh pihak yang terlibat.

“Kita tidak hanya merayakan angka ulang tahun, tapi merayakannya lewat gerak, irama, dan ekspresi. Ini adalah cerminan dari Salatiga yang hidup, berenergi, dan terus melangkah ke depan,” katanya.

Lebih dari sekadar pentas seni, Salam Jari menjadi ruang kebersamaan, ajang pelestarian budaya, dan perwujudan semangat gotong royong.

BACA JUGA  Begini Upaya Pemkot Salatiga Turunkan Angka Stunting hingga ke Akar

Enam jam yang mengalir tanpa henti itu menjadi simbol bahwa seni di Salatiga tidak akan pernah padam dan justru terus tumbuh dengan semangat generasi baru.

Pos terkait