Ratusan Siswa SMA Diare Usai Makan Bergizi Gratis

Keracunan MBG
Siswa SMAN 1 Panji Situbondo, Jawa Timur, di ruang salah satu sekolah dicek kesehatannya. Kamis (4/9/2025) ANTARA/Novi Husdinariyanto

MATASEMARANG.COM – Ratusan siswa SMA Negeri 1 Panji, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mengalami sakit perut dan diare. Mereka mengalami keracunan setelah sehari mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Humas SMA Negeri 1 Panji, Kabupaten Situbondo, Dwi Prasetyo Budi, kepada wartawan di Situbondo, Kamis, mengatakan sekitar 230 orang anak didiknya yang diduga keracunan makanan itu diketahui setelah sejak Rabu (3/9), sebagian besar siswa izin tidak masuk sekolah karena sakit perut dan diare.

BACA JUGA  Bumikan Saintek, 2 Tim Unsoed Lolos Program Semesta 2025

“Sejak Rabu kemarin sudah banyak yang izin tidak masuk sekolah karena diare, dan setelah saya cek hari ini di salah satu ruang kelas ada belasan siswa mengalami gejala serupa,” katanya.

Bacaan Lainnya

Setelah dilakukan pengecekan seluruh kelas, lanjut Budi, tercatat total siswa yang diduga keracunan makanan itu berjumlah 230 orang.

BACA JUGA  Aku-Resik dari PkM Unsoed Jadi Solusi Cegah Hipertensi

Ia menyampaikan, setelah mengetahui anak didiknya mengalami gejala diare langsung mengarahkan mereka ke ruang usaha kesehatan sekolah (UKS) sebagai upaya mendapatkan pertolongan pertama dan diberi obat.

“Tapi bagi siswa yang kondisinya tidak bagus kami menghubungi wali siswa untuk menjemputnya,” katanya.

Budi menambahkan, pihaknya telah menghubungi kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau SPPG di wilayah setempat untuk konfirmasi langsung dan menelusuri penyebab pastinya.

“Kami juga sudah mendatangi SPPG meminta mereka mengecek (MBG) agar kejadian seperti ini tidak terulang, karena menyangkut siswa,” ujarnya.

BACA JUGA  Bupati Rembang Saksikan Proses Awal Distribusi MBG Sampai di Tangan Siswa

Sementara itu, kepala SPPG di wilayah itu belum bisa dikonfirmasi, sedang tim ahli gizi belum bersedia dikonfirmasi karena masih menunggu hasil uji laboratorium untuk mengetahui pasti penyebab yang dialami siswa. (ant)

Pos terkait