MATASEMARANG.COM – Kita menghabiskan sebagian hidup kita di dalam rumah, dalam ruang yang terbentuk dari struktur dan dinding-dinding bangunan. Ruang-ruang interior dalam bangunan dibentuk oleh elemen-elemen yang bersifat arsitektur dari struktur.
Namun demikian, masih banyak orang yang belum mengetahui bagaimana menata dan mendekorasi ruang agar menjadi sebuah hunian yang nyaman, aman, sehat, dan estetis, sehingga penghuni kerasan.
Sebagai contoh ada sebuah ruang kosong berukuran 4 x 4 m2 yang akan difungsikan sebagai ruang tamu.
Berbatas dinding masif, ada satu pintu masuk, ada sepasang jendela menghadap ke taman depan. Plafond dari material papan gybsum , berbentuk datar, ada satu lampu pijar sebagai penerangan utama.
Lantai keramik warna pastel ukuran 40 x 40 cm. Ruang kosong tersebut mungkin belum “banyak bicara”, walaupun saat membeli rumah kita sudah tahu bahwa ruang tersebut pasti dirancang untuk fasilitas ruang tamu.
Ruang baru akan “bicara” pada saat suatu unsur utama misalnya seperangkat meja kursi tamu diletakkan pada bidang lantai, maka terbentuklah suatu hubungan visual antara ruang dengan unsur tersebut.
Ketika elemen pelengkap juga diletakkan di bidang tersebut, terjadilah hubungan majemuk antara ruang dengan unsur utama, maupun unsur yang satu dengan unsur lainnya.
Ruang tamu pun akan terbentuk karenanya. Penghuni akan merasakan bahwa ruang sudah dapat dimanfaatkan. Tetapi cukupkah menata ruang tanpa melibatkan aspek estetika?
Dua Elemen Dasar dalam Perancangan Interior
