Tujuh Pekerja Freeport Terjebak Longsor Tambang Bawah Tanah belum Ditemukan

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia mendengarkan penjelasan dari salah satu pimpinan tambang bawah tanah soal upaya penyelamatan tujuh pekerja yang masih terjebak di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) Tembagapura, Mimika, Papua Tengah. ANTARA/HO-PT Freeport Indonesia
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia mendengarkan penjelasan dari salah satu pimpinan tambang bawah tanah soal upaya penyelamatan tujuh pekerja yang masih terjebak di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) Tembagapura, Mimika, Papua Tengah. ANTARA/HO-PT Freeport Indonesia

“Karena kondisinya agak berbeda dari perkiraan awal, jadi kami usahakan (ditemukan) secepatnya,” kata Yuliot.

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menyebut jajarannya mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki untuk menyelamatkan tujuh pekerja yang hingga kini masih terjebak dalam area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC), di Tembagapura, Mimika, Papua Tengah.

Tim tanggap darurat PTFI, katanya lagi, bekerja tanpa henti membuka akses ke lokasi perkiraan keberadaan ketujuh pekerja dengan bantuan alat berat, bor, dan drone, meski terkendala material basah aktif, sambil berupaya memulihkan kembali akses komunikasi.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Curhat Jokowi di Reuni Fakultas Kehutanan '80 UGM

Dalam melakukan berbagai upaya itu, PTFI bekerja sama dengan Inspektur Tambang dari Kementerian ESDM, pihak MIND ID, dan Freeport McMoRan.

Tony menyebut tantangan terberat yang dihadapi untuk mengevakuasi tujuh pekerja yang masih terjebak tersebut, yakni material lumpur bijih basah yang masuk ke area tambang bawah tanah GBC sangat banyak.

Longsor lumpur bijih basah terjadi di area tambang bawah tanah di kawasan Grasberg Block Cave (GBC) Extraction 28-30 Panel, Tembagapura, Kabupaten Mimika, pada Senin, 8 September 2025 malam sekitar pukul 22.00 WIT.

BACA JUGA  Cari Ikan di Sungai Progo Magelang, Pria Paruh Baya Terseret Arus

Aliran material basah dalam jumlah besar dari titik pengambilan produksi di salah satu blok produksi, menutup akses ke area tertentu di tambang, sehingga membatasi rute evakuasi bagi tujuh pekerja yang terjebak.

Akibat kondisi itu, PTFI menghentikan sementara seluruh operasi tambang bawah tanah untuk memfokuskan pada upaya evakuasi dan pemulihan. (ant)

Pos terkait