MATASEMARANG.COM – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menilai, keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, mampu berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan daerah setempat.
Karenanya, pemerintah kabupaten/ kota lain di Jawa Tengah diminta mereplikasi pengembangan ekonomi di KEK Kendal tersebut.
“KEK Kendal ini telah menjadi pilot project dan role model untuk daerah lain,” kata Luthfi, saat menghadiri acara KEK Kendal and Central Java Future Forum 2025, di Pandanaran Ballroom Padma Hotel, Kota Semarang, Rabu 15 Oktober 2025 malam.
Ditambahkan, pertumbuhan ekonomi Kendal triwulan II 2025 tercatat sebesar 7,67 persen, dan menjadi yang tertinggi di Jawa Tengah.
Realisasi investasi 2022–2024 mencapai Rp14,2 triliun dan triwulan I 2025 mencapai Rp2,93 triliun, juga tertinggi di Jawa Tengah.
Hal itu juga diiringi dengan tingkat pengangguran terbuka di Kendal yang turun 0,75 persen, dari 5,76 persen pada 2023 menjadi 5,01 persen pada 2024.
Angka kemiskinan turun 0,95 persen, dari 9,35 persen pada 2023 menjadi 8,40 persen pada 2024, dengan kemiskinan ekstrem menurun menjadi 0,49 persen.
Capaian tersebut sejalan dengan pertumbuhan positif di berbagai sektor penunjang, termasuk perdagangan, jasa, dan manufaktur.
“Serapan tenaga kerja akan bertambah, karena kebanyakan industrinya mengarah padat karya, sehingga pengangguran bisa terkikis,” ujar Luthfi.
Maka dari itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya untuk terus menarik investor dari dalam negeri dan luar negeri, untuk berinvestasi di wilayahnya.