Sementara itu, epidemiologi menjadi garda depan dalam menjaga kesehatan masyarakat desa, dan keilmuan peternakan serta biologi reproduksi berkontribusi pada pengembangan peternakan rakyat, konservasi plasma nutfah lokal, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat kecil.
“Sinergi dari kelima bidang ini bukan hanya mencerminkan kekayaan keilmuan, tetapi juga menunjukkan arah strategis kampus kita, yakni menjadi pusat keunggulan pengembangan sumber daya perdesaan berbasis kearifan lokal,” tutur Prof. Akhmad Sodiq.
“Melalui riset, pengabdian, dan inovasi para profesor, saya yakin kita bisa menjembatani kesenjangan antara ilmu dan praktik, antara pusat dan daerah, antara kampus dan masyarakat. Karena pada akhirnya, keilmuan yang tidak berpihak pada kesejahteraan bersama adalah keilmuan yang kehilangan arah,” imbuhnya.
Rektor menutup sambutannya dengan ajakan untuk menjadikan momen pengukuhan ini sebagai refleksi atas tanggung jawab moral dan sosial seorang profesor, bahwa gelar akademik tertinggi sejatinya adalah panggilan pengabdian kepada ilmu dan kemanusiaan.
Dengan pengukuhan lima profesor baru ini, Unsoed semakin meneguhkan posisinya sebagai perguruan tinggi unggul yang terus berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan berbasis potensi lokal dan kearifan desa.