MATASEMARANG.COM – Fenomena gengster dan geng motor, atau yang sering disebut kreak-kreak, di Kota Semarang mendapat perhatian khusus dari Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin).
Menurutnya, komunitas kreak yang melibatkan anak-anak di bawah umur ini masih sering muncul. Gus Yasin menekankan pentingnya pendekatan pembinaan berbasis karakter untuk mengatasi masalah ini.
“Kenakalan remaja ini seperti timbul-tenggelam, kumat-kumatan. Saat ini banyak anak di bawah usia yang ikut-ikutan,” kata Gus Yasin.
Sebagai solusi, Gus Yasin mengusulkan pendekatan berbasis pendidikan agama. Apabila pendekatan kreatif tidak lagi efektif, anak-anak tersebut bisa diarahkan untuk belajar di pesantren atau sekolah berasrama.
“Di Provinsi Jawa Tengah, kita memiliki program Kecamatan Berdaya. Program ini tidak hanya ditujukan untuk perempuan, anak, dan penyandang disabilitas, tetapi juga untuk anak-anak zilenial,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa program Kecamatan Berdaya bisa menjadi pintu masuk untuk menjangkau mereka, membentuk karakter yang lebih baik melalui kegiatan positif berbasis komunitas.
“Sekarang ini banyak kasus gangster yang pelakunya generasi muda, generasi zilenial. Mengapa tidak kita arahkan ke kegiatan yang lebih kreatif dan positif saja? Jika sudah sulit ditangani, kita bisa bekerja sama dengan Muslimat, Aisyiyah, atau pondok pesantren untuk memberikan edukasi. Kami fasilitasi mereka ke pesantren atau sekolah berasrama, bukan hanya untuk disiplin, tetapi juga agar mereka memahami nilai-nilai keagamaan—apapun agamanya,” jelasnya.