Sementara itu, Siti Nurjanah, warga setempat mengaku sangat terbantu dengan adanya desalinasi tersebut sehingga tidak perlu lagi jauh-jauh membeli air ke luar desa, apalagi harga yang ditawarkan juga lebih murah dibandingkan harga air bersih per galon yang dibeli di luar.
“Ini sangat membantu buat masyarakat. Harganya juga tidak terlalu tinggi, rasanya nikmat banget. Dulu susah dapat air bersih untuk minum, harus beli di luar. Sekarang lebih dekat,” katanya.
Desalinasi di Desa Banjarsari tersebut pengelolaannya diserahkan diserahkan kepada Kelompok Pengelola Sarana Prasarana Air Minum Sanitasi (KPSPAMS) Banjarsari Bergerak, mulai dari produksi sampai distribusi air bersih sampai ke masyarakat.
Ketua KPSPAMS Banjarsari Bergerak Ahmad Bahrudin mengatakan operasional desalinasi sudah dimulai sejak Agustus 2025.
Selama satu bulan para warga digratiskan untuk mengakses air tersebut, dan sejak 8 September lalu warga hanya membayar sekitar Rp3.000-Rp4.000 per galon yang hasilnya akan digunakan untuk biaya operasional, seperti perawatan dan tagihan listrik.
Desalinasi tersebut dibangun di wilayah Dukuh Brangsong, Desa Banjarsari, yang dipilih karena cukup dekat dengan embung Banjarsari yang menjadi sumber air untuk diproses menjadi air bersih.
“Tiga hari lalu hasil laboratorium menjelaskan kalau air ini sangat bagus,” katanya.