MATASEMARANG.COM – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meminta pengusaha Tionghoa yang tergabung dalam Persatuan Pengusaha Indonesia Tionghoa (Perpit) agar menumbuhkan perekonomian baru di Jateng.
Dia yakin Perpit bisa melakukan hal tersebut tidak hanya di Kota Semarang, melainkan di Jawa Tengah.
Menurut Ahmad Luthfi, saat ini Jawa Tengah menjadi episentrum pembangunan nasional. Bahkan menjadi daya tarik bagi investor.
Berdasarkan data, realisasi investasi di Jawa Tengah sampai kuartal III 2025 mencapai Rp57 triliun. Penanaman modal asing (PMA) masih mendominasi dengan total 65 persen dari jumlah investasi tersebut. Sisanya adalah penanaman modal dalam negeri.
“Perpit hari ini harus ikut mewarnai pembangunan di Jawa Tengah. Perpit harus menjawab tantangan untuk mengalahkan investasi dari luar negeri,” katanya saat pelantikan pengurus Perpit Jawa Tengah periode 2025-2030, di PO Hotel, Semarang, Sabtu 18 Oktober 2025 malam.
Luthfi mengungkapkan, faktor yang membuat Jawa Tengah menarik bagi investor antara lain, tenaga kerja yang kompetitif, jaminan keamanan dan ketertiban dalam berinvestasi, tidak ada premanisme, izin dipermudah, dan lainnya.
Dia mendorong agar industri padat karya di provinsi ini diperbanyak, supaya mampu menyerap tenaga kerja.
Tokoh Perpit Jawa Tengah, Iwan Santoso, mengatakan, Perpit memiliki visi misi untuk meningkatkan kerja sama, antara dunia usaha dengan pemerintah.
Selain itu juga menjembatani hubungan ekonomi dan perdagangan, antara Indonesia dengan Tionghoa.
“Kami harap dengan kepemimpinan yang baru akan dapat bekerja sama lebih baik dan maksimal, kemudian mampu memberikan kontribusi pada perekonomian di Jawa Tengah dan Indonesia,” ujarnya.