MATASEMARANG.COM – Momentum peringatan ke-77 Hari Bela Negara menjadi penting bagi masyarakat untuk bisa merefleksikan arti solidaritas kemanusiaan.
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng menegaskan bahwa nilai bela negara harus terus bertransformasi mulai dari perjuangan fisik di masa lalu, menjadi kesiapsiagaan menghadapi ancaman modern, hingga aksi nyata membantu sesama saat ini.
Melalui semangat patriotisme, Agustina mengingatkan kembali akar sejarah yang melahirkan peringatan ini, yakni keberanian para pejuang mempertahankan kedaulatan saat kondisi darurat.
“Setiap tanggal 19 Desember, kita mengenang berdirinya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Bukit Tinggi pada tahun 1948, ketika agresi militer Belanda kedua mengancam keberlangsungan Republik. Peristiwa ini menjadi bukti bahwa semangat bela negara mampu menjaga Indonesia tetap berdiri bahkan dalam kondisi paling genting,” kata Agustina.
Namun, dia menekankan bahwa semangat yang lahir di masa revolusi tersebut kini harus diadaptasi untuk menjawab tantangan zaman yang telah berubah.
Menurutnya, ancaman bagi kedaulatan bangsa saat ini tidak lagi datang dalam bentuk senjata, melainkan melalui kerentanan di berbagai sektor kehidupan modern.
“Dunia saat ini berada dalam dinamika yang sangat cepat dan penuh ketidakpastian. Tantangan kemajuan bangsa tidak lagi bersifat konvensional, melainkan hadir dalam bentuk disrupsi teknologi, ancaman siber, manipulasi informasi, hingga bencana alam. Tentunya dalam situasi seperti ini, semangat bela negara harus menjadi kekuatan kolektif seluruh warga Indonesia,” terangnya.


















