Selain itu, peningkatan harga juga terjadi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil sebesar 0,03% (mtm). Beberapa komoditas pangan strategis yang menjadi penyumbang inflasi utama antara lain beras, bawang merah, dan cabai rawit.
Beras kembali menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar dalam dua bulan berturut turut.
Masa panen gadu yang masih sporadis belum mampu menurunkan tekanan harga beras. Namun, besaran andil inflasi harga beras pada Juli hanya sebesar 0,04% (mtm), lebih rendah dari Juni 2025 sebesar 0,05% (mtm).
Kenaikan harga beras lebih lanjut, diantisipasi oleh penyaluran beras SPHP oleh Bulog Jateng yang menargetkan penyaluran beras SPHP sebesar 12.651,44 ton hingga akhir Juli 2025 dari total alokasi beras SPHP sebesar 168.686 ton untuk tahun 2025.
Sementara itu, peningkatan harga bawang merah dan cabai rawit disebabkan pasokan yang cenderung terbatas seiring dengan cuaca yang kurang kondusif.
“Untuk menjaga inflasi berada pada rentang sasaran, Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan di daerah yang tergabung dalam Forum TPID Provinsi Jawa Tengah terus berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi,” tambahnya.
Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jawa Tengah sehingga inflasi dapat terjaga di rentang sasaran 2,5±1%.

















