MATASEMARANG.COM – Sepanjang Januari hingga Agustus 2025, Dinas Kesehatan Kota Semarang mencatat ada sebanyak 3.300 kasus Tuberkulosis (TBC).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang M Abdul Hakam menyebut dari 3.300 kasus pasien TBC, sebanyak 1.000 pasien sudah dinyatakan sembuh. Sementara sebanyak 2.300 pasien masih menjalani pengobatan.
“Masih ada 2.300 pasien yang menjalani pengobatan. TBC itu kan pengobatannya selama 6 bulan,” kata Hakam, Selasa 9 September 2025.
Hakam mengatakan guna menekan angka kasus TBC, Dinkes menggencarkan program Terapi Pencegahan TBC (TBT). Program ini dilakukan selama 12 minggu dengan cara mengonsumsi obat sekali dalam seminggu.
Ia mengatakan program ini menyasar ribuan warga yang disaring melalui pemeriksaan awal.
“Dari 10.000 sampel, baru dua yang terdeteksi positif, dan itu baru dilakukan selama smeinggu di 3 Puskesmas,” jelasnya.
Lebih lanjut, Hakam menjelaskan kasus TBC ditemukan melalui tahapan pemeriksaan gejala awal, misalnya saja pasien mengalami batuk selama dua minggu berturut-turut, penurunan berat badan hingga nafsu makan menurun.
Setelah ada gejala tersebut maka dilakukan pemeriksaan X-Ray dan swab dahak untuk mendeteksi adanya infeksi.
“Kalau dari hasil X-ray ada bintik-bintik putih, dilanjutkan dengan swab. Kalau positif, dilanjutkan pemeriksaan PCR,” bebernya.
Hakam menyebutkan wilayah dengan kasus TBC tertinggi berasa di wilayah Ngaliyan dan Gunungpati.
Ia mengatakan kendala terbesar yang dihadapi adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan.