Inflasi Jateng Turun, Stabilitas Harga Terjaga di Akhir Tahun

ilustrasi inflasi (pixabay/Hobbyfotograf08)
ilustrasi inflasi (pixabay/Hobbyfotograf08)

MATASEMARANG.COM – Provinsi Jawa Tengah mencatat inflasi sebesar 0,19 persen (mtm) pada November 2025. Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,40 persen (mtm).

Penurunan inflasi tersebut sejalan dengan tren nasional, di mana inflasi Indonesia juga turun dari 0,28 persen (mtm) menjadi 0,17 persen (mtm).

Secara tahunan, inflasi Jawa Tengah berada di level 2,79 persen (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,72 persen (yoy).

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Ada Rumah Sakit dengan Layanan PET Scan di Jateng, Masyarakat Tak Perlu ke Singapura

Plt. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Andi Reina Sari Hufaid mengatakan capaian ini masih terjaga dalam rentang sasaran inflasi nasional 2,5±1 persen (yoy).

“Inflasi Jawa Tengah pada November tetap terkendali, meski ada tekanan dari beberapa komoditas pangan dan transportasi. Kondisi ini menunjukkan stabilitas harga yang relatif terjaga,” ujarnya.

Inflasi Tertinggi di Wonosobo, Terendah di Tegal

Secara spasial, seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mengalami kenaikan harga.

BACA JUGA  Bursa kerja di kota ini sediakan ribuan lowongan, saatnya ajukan lamaran

Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Wonosobo sebesar 0,23 persen (mtm), sementara inflasi terendah tercatat di Kota Tegal, Purwokerto, dan Cilacap masing-masing sebesar 0,14 persen (mtm).

Pangan Jadi Penyumbang Utama

Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang terbesar inflasi dengan andil 0,12 persen (mtm).

Kenaikan harga bawang merah, kacang panjang, dan cabai merah menjadi faktor dominan. Berdasarkan Early Warning System Kementerian Pertanian, produksi bawang merah pada November 2025 merupakan yang terendah sepanjang tahun akibat harga benih tinggi, serangan hama, serta cuaca yang kurang bersahabat.

Pos terkait