MATASEMARANG.COM – Provinsi Jawa Tengah mencatat inflasi sebesar 0,19 persen (mtm) pada November 2025. Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,40 persen (mtm).
Penurunan inflasi tersebut sejalan dengan tren nasional, di mana inflasi Indonesia juga turun dari 0,28 persen (mtm) menjadi 0,17 persen (mtm).
Secara tahunan, inflasi Jawa Tengah berada di level 2,79 persen (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,72 persen (yoy).
Plt. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Andi Reina Sari Hufaid mengatakan capaian ini masih terjaga dalam rentang sasaran inflasi nasional 2,5±1 persen (yoy).
“Inflasi Jawa Tengah pada November tetap terkendali, meski ada tekanan dari beberapa komoditas pangan dan transportasi. Kondisi ini menunjukkan stabilitas harga yang relatif terjaga,” ujarnya.
Inflasi Tertinggi di Wonosobo, Terendah di Tegal
Secara spasial, seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mengalami kenaikan harga.
Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Wonosobo sebesar 0,23 persen (mtm), sementara inflasi terendah tercatat di Kota Tegal, Purwokerto, dan Cilacap masing-masing sebesar 0,14 persen (mtm).
Pangan Jadi Penyumbang Utama
Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang terbesar inflasi dengan andil 0,12 persen (mtm).
Kenaikan harga bawang merah, kacang panjang, dan cabai merah menjadi faktor dominan. Berdasarkan Early Warning System Kementerian Pertanian, produksi bawang merah pada November 2025 merupakan yang terendah sepanjang tahun akibat harga benih tinggi, serangan hama, serta cuaca yang kurang bersahabat.

















