Krisseptiana Jelaskan 2 Penyebab Kemiskinan Struktural: Stunting serta Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak

Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jateng Krisseptiana alias Tia Hendi (Instagram @krisseptiana_tiahendi)
Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jateng Krisseptiana alias Tia Hendi (Instagram @krisseptiana_tiahendi)

MATASEMARANG.COM – Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah Krisseptiana atau Tia Hendi menjelaskan ada dua faktor utama penyebab tingginya angka kemiskinan.

Dia menyebutkan, kemiskinan struktural terjadi karena masih adanya anak yang stunting serta kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Anak-anak yang mengalami stunting kehilangan potensi maksimal perkembangan fisik dan kognitifnya. Kondisi ini berdampak langsung pada rendahnya kualitas pendidikan dan produktivitas di masa dewasa. Pada akhirnya membatasi peluang ekonomi dan memperpanjang siklus kemiskinan antar generasi,” ungkapnya, Jumat 18 Juli 2025.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Jelang Iduladha 1446 H, Pemprov Jateng Terjunkan Petugas Pastikan Kesehatan Hewan Kurban

Dia menambahkan kekerasan terhadap perempuan dan anak, baik secara fisik, psikis, maupun ekonomi memperparah kerentanan sosial.

Perempuan korban kekerasan sering kali kehilangan akses terhadap pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan.

Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan kekerasan juga berisiko tinggi mengalami trauma dan kehilangan kesempatan belajar serta hidup aman.

Oleh karena itu, untuk memutus rantai kemisikinan, dua akar masalah di atas harus diselesaikan bersama.

Selain mendorong pemerintah menjalankan program-program pengentasan kemiskinan, Krisseptiana juga mendorong eksekutif untuk menjalin kerja sama dengan pihak luar.

BACA JUGA  DPRD Kota Semarang Dukung Perlindungan Eks Migran Korban Kekerasan

“Mendorong pemerintah provinsi untuk menjalin kemitraan dengan lembaga swadaya masyarakat, akademisi, sektor swasta, dan organisasi internasional dalam upaya percepatan penurunan stunting,” katanya.

Hal itu karena stunting bukanlah masalah tunggal yang bisa selesai oleh satu sektor saja, melainkan masalah kompleks yang membutuhkan pendekatan holistik dari berbagai lini.

Pos terkait