“Tahun ini, SNC diikuti peserta dari berbagai daerah seperti Surabaya, Jakarta, Jember, Kediri, Solo, Brebes, dan Grobogan. Tak hanya itu, delegasi dari Korea Selatan dan Australia turut hadir meski dalam kapasitas diplomatik karena situasi global,” lanjut Hernowo.
Menurutnya SNC menjadi wajah budaya Semarang yang inklusif dan akulturatif. Inilah kekuatan kota Semarang yang bisa jadi daya tarik wisata. Hernowo menambahkan bahwa keberagaman budaya di Semarang—dari Jawa, Arab, Tionghoa, hingga pengaruh kolonial—menjadikannya kota yang kaya toleransi dan berkarakter kuat.
Pihaknya juga menyampaikan bahwa meski persiapan tahun ini sempat berpacu dengan waktu karena pelantikan wali kota, penyusunan RPJMD, hingga bulan Ramadan dan Idul Fitri, namun seluruh OPD tetap solid dan mampu menjalankan agenda bersama.
“Kuncinya adalah kolaborasi yang telah terbangun dengan baik bersama komunitas, pelaku seni, UMKM, dan masyarakat,” tegas Hernowo.
Pihaknya mengajak masyarakat untuk aktif berpartisipasi. HJKS bukan sekadar ulang tahun kota, melainkan momen untuk merayakan identitas, merekatkan persatuan, dan menumbuhkan cinta terhadap kota Semarang.***