“Long Weekend”, Jauhi Paparan Berita Kerusuhan

MATASEMARANG.COM – Kerusuhan sosial politik selama sepekan terakhir di berbagai daerah telah menimbulkan kecemasan bagi banyak orang. Bahkan, peristiwa itu menimbulkan trauma bagi korban dan keluarganya. Apalagi kejadian serupa bisa meletup kembali bila aparat sampai gagal mengendalikan situasi pascakerusuhan.

Akan tetapi, syukurlah kondisi saat ini sudah mereda. Aparat keamanan pemerintah berhasil mengembalikan situasi menjadi relatif kondusif.

Walakin, di jagat digital, berita-berita kerusuhan baik teks, gambar, maupun audio visual, masih riwa-riwi di peranti HP kita. Paparan seperti ini bisa memengaruhi kondisi psikologi seseorang. Oleh karena itu, sudah saatnya kita menjauhi berita-berita tersebut. Apalagi bila informasi tersebut sudah dikemas (framing) sedemikian rupa untuk menyesatkan warganet.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Tata Cara Puasa Dzulhijjah, Simak Bacaan Niat dan Keutamaannya Berikut Ini

Banyak studi menunjukkan doomscrolling meningkatkan kecemasan, depresi, dan stres.

Istilah doomscrolling atau doomsurfing populer selama pandemi COVID-19 dan situasi krisis lainnya. Hal ini menggambarkan kebiasaan terus-menerus mengonsumsi berita negatif secara online. Penelitian menunjukkan hal ini berkorelasi kuat dengan peningkatan kecemasan, depresi, dan stres.

Artikel BBC Future berjudul “The Reason Why Doomscrolling Is So Bad for You” membahas dampak buruk scrolling nyaris tiada henti di peranti gawai terhadap kondisi psikologi.

BACA JUGA  Dampak Penumpukan Lemak di Hati, Mulai dari Fibrosis hingga Kanker

Jurnal “Computers in Human Behavior” juga mempublikasikan studi tentang hubungan antara penggunaan media sosial dan distress psikologis.

Nah, demi mendapatkan ketenangan pikiran dan pemulihan diri, langkah prioritas setelah terpapar berita dan suasana yang menegangkan, kita bisa melakukan digital detox.

Pos terkait