“Kita harus pastikan bahwa anak-anak ini tidak hanya datang ke PAUD untuk belajar, tapi juga untuk merasa bahagia,” terangnya.
Agustina juga menyinggung bahwa di tengah kondisi fiskal yang menantang akibat berkurangnya dana transfer dari pemerintah pusat, Pemerintah Kota Semarang tetap berkomitmen menjaga agar sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar tidak terdampak pengurangan anggaran.
Ia menegaskan bahwa ketiganya merupakan investasi jangka panjang bagi masa depan kota.
“Kita boleh berhemat di hal lain, tapi tidak untuk pendidikan dan kesehatan. Karena dua hal ini adalah pondasi utama masa depan Kota Semarang,” tegasnya.
Melalui capaian partisipasi PAUD yang tinggi dan kolaborasi seluruh pihak, Pemerintah Kota Semarang berharap dapat menjadi model pengembangan pendidikan anak usia dini di tingkat provinsi.
Agustina optimistis layanan PAUD di Semarang akan terus berkembang menuju sistem yang lebih inklusif, berkualitas, dan berorientasi pada kebahagiaan anak-anak.
Acara Konferensi Bunda PAUD Kota Semarang 2025 dihadiri oleh seluruh Bunda PAUD Kecamatan dan Kelurahan se-Kota Semarang, mitra PAUD, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bambang Pramusinto, serta para narasumber dan perwakilan lembaga mitra pendidikan anak usia dini.
Kegiatan ini juga menjadi ajang peluncuran Web Bunda PAUD Kota Semarang (https://bundapaud.semarangkota.go.id/) dan penyerahan bantuan Alat Permainan Edukatif (APE) serta seragam bagi para Bunda PAUD sebagai bentuk dukungan nyata dari Pemerintah Kota Semarang.
















