MATASEMARANG.COM — Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno menekankan bahwa transportasi perintis merupakan solusi vital bagi pemulihan daerah terdampak bencana di Sumatra.
Ia menilai, alokasi anggaran dari APBN harus segera diarahkan untuk mendukung layanan transportasi perintis, baik untuk orang maupun barang, yang dapat beroperasi sejak fase darurat hingga masa transisi dan pemulihan.
Bencana alam yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat beberapa waktu lalu telah menimbulkan dampak luar biasa.
Data BNPB mencatat 961 orang meninggal dunia, 293 jiwa masih hilang, lebih dari 5.000 orang mengalami luka-luka, serta 157 ribu rumah rusak.
Tidak hanya itu, lebih dari 1.200 fasilitas umum ikut terdampak, termasuk ratusan fasilitas kesehatan, pendidikan, tempat ibadah, gedung pemerintahan, dan hampir lima ratus jembatan.
Kerugian juga diperparah dengan hilangnya ratusan hingga ribuan kendaraan bermotor, termasuk kendaraan umum yang selama ini menjadi tulang punggung mobilitas warga dan distribusi kebutuhan pokok.
“Ketiga provinsi terdampak sebenarnya telah memiliki jaringan transportasi perintis yang mapan, sesuai dengan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat Nomor KP-DRJD 5958 Tahun 2024. Di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat terdapat 28 trayek angkutan jalan perintis yang bisa segera diaktifkan kembali,” paparnya.
“Jaringan ini mencakup rute-rute penting yang menghubungkan wilayah terpencil, termasuk daerah kepulauan, sehingga dapat menjadi jalur vital untuk mobilitas pasca bencana,” sambung Djoko
















