Catatan ini bukan untuk mengecilkan prestasi, namun sebagai pengingat arah.
Di sejumlah cabang olahraga terukur seperti renang dan atletik, tantangan Indonesia masih cukup besar. Di level Asia Tenggara, Indonesia mampu bersaing.
Namun untuk melangkah lebih jauh ke level Asia dan dunia, konsistensi performa dan peningkatan standar masih menjadi pekerjaan yang harus dilakukan secara berkelanjutan.
Bukan Tujuan Akhir
SEA Games, pada titik ini, idealnya tidak lagi dipandang sebagai tujuan akhir, melainkan sebagai ruang evaluasi.
Pencapaian tinggi di kawasan akan bermakna lebih jika berbanding lurus dengan kesiapan menghadapi level kompetisi yang lebih tinggi. Di sinilah kesinambungan pembinaan menjadi kunci.
Dukungan pemerintah dan pemangku kepentingan olahraga nasional telah memberikan dampak positif, namun ke depan tantangannya adalah menjaga ritme.
Pusat-pusat latihan yang memadai, kalender kompetisi internasional yang lebih padat, serta pemanfaatan fasilitas olahraga secara berkelanjutan akan sangat menentukan arah prestasi berikutnya.
Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir menyatakan cabang olahraga yang gagal memenuhi target emas akan masuk daftar penilaian, dengan sistem promosi dan degradasi berbasis capaian yang terukur.
Hal ini patut diapresiasi sebagai upaya memperkuat akuntabilitas pembinaan.
Meski demikian, evaluasi prestasi idealnya dibaca secara lebih utuh. Olahraga tidak selalu berjalan linear dengan angka medali. Ada faktor non-teknis yang kerap memengaruhi hasil, mulai dari kendala peralatan, kesiapan atlet, hingga dinamika pertandingan yang sulit diprediksi.



















