Sementara Kepala Laboratorium Pertunjukan dan Seni Exwan Andriyan Verrysaputro menyampaikan harapannya agar kegiatan pelestarian seni dapat terus berjalan konsisten.
“Dengan begitu, seni dan budaya Banyumas tetap hidup di tengah arus globalisasi,” ujarnya.
Seminar hybrid ini menjadi bukti bahwa tradisi mampu berdialog dengan modernitas.
Wayang cumplung tidak hanya dipertontonkan, tetapi juga dihadirkan sebagai media pendidikan karakter yang kontekstual di era digital.
















