“Permintaan lakon ini datang langsung dari Pak Rektor. Kisahnya dalam dan relevan dengan kehidupan sekarang. Bima ingin belajar, tapi lupa restu gurunya. Dari situlah muncul berbagai ujian,” tutur Ki Lulut Ardiyanto jelang pementasan.
Pagelaran diawali dengan penampilan dalang cilik Faeyza Arya Lana yang tampil memukau selama satu jam pertama.
Faeyza berhasil menghidupkan suasana dengan pembawaan energik dan cerdas, membuktikan bahwa apresiasi terhadap seni tradisi dapat tumbuh sejak usia muda. Selanjutnya, pementasan dilanjutkan oleh Ki Lulut Ardiyanto.
Kehadiran dua generasi dalang ini menjadi simbol kesinambungan dan semangat pelestarian budaya.
Melalui acara ini, Unsoed menegaskan perannya sebagai perguruan tinggi yang tidak hanya berfokus pada pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga turut menjaga warisan budaya bangsa.
















