“Apalagi produk kami memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) cukup tinggi, sekitar 60 persen,” ujarnya.
Senada, Direktur PT Fentura Windows Asia Herry Agung Sariono, yang juga salah satu peserta ConNext juga mengaku optimistis terhadap penjualan material bangunan pada tahun mendatang. Ia pun berharap, pemerintah bisa memberikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi 2026.
Herry menyebut pertumbuhan ekonomi selama ini cukup banyak bergantung pada belanja pemerintah, sehingga terdampak ketika terjadi pemotongan anggaran dari pemerintah.
“Secara umum, memang ada penurunan untuk hampir semua industri. Namun, di akhir tahun ada harapan baik. Kalau 2026 pemerintah masih mendukung, ya, harapannya bagus,” kata dia.
Herry mengatakan saat ini perusahaannya menyuplai banyak bahan bangunan, terutama batu alam fleksibel yang relatif baru dalam teknologi perumahan, mengingat selama ini orang hanya tahu batu alam konvensional.
“Batu elastis ini bisa untuk interior maupun eksterior. Yang menggunakan interior batu elastis ini paling banyak kafe ya. Tapi, rumah tinggal dan gedung juga ada,” terangnya.
Creative Director PCN Indonesia Louis Lie menyebut ada 13 prinsipal yang terlibat dalam kegiatan ini dengan menampilkan berbagai macam portofolio produk yang beragam meliputi material arsitektur, interior, hingga sistem pendukung konstruksi.
ConNext diharapkan menjadi platform kolaboratif yang dapat memperkuat jaringan kerja antara prinsipal dan para pelaku industri desain serta konstruksi, sekaligus membuka peluang kemitraan untuk proyek-proyek mendatang.


















