Informasi awal, kata dia, diterima sekitar pukul 14.00 WIB dari relawan. Kemudian BPBD segera mengerahkan personel untuk melakukan evakuasi. Termasuk berkoordinasi dengan Basarnas Semarang dan Basarnas Jepara, mengingat wilayah Demak termasuk dalam koordinasi Basarnas Semarang dan Jepara.
Berdasarkan keterangan sejumlah pihak, kata dia, kejadian berawal ketika tiga orang pekerja melakukan penggalian di lahan milik warga desa setempat. Galian tersebut berukuran sekitar panjang 7 meter, lebar 1,5 meter, dengan kedalaman 2 meter.
“Diduga, struktur tanah yang labil membuat pekerja terjebak di dalam lubang karena ada material yang longsor,” ujarnya.
Upaya evakuasi dilakukan sejak pukul 14.30 WIB secara manual dengan alat sederhana. Karena kondisi tanah yang menyulitkan, tim juga mendatangkan alat berat. Sekitar pukul 16.10 WIB, korban berhasil dievakuasi setelah dilakukan upaya bersama tim gabungan dan warga setempat.
“Korban pertama berhasil ditemukan dalam kondisi tertimbun di kedalaman 1,5 meter, namun nyawanya tidak tertolong. Sedangkan dua pekerja lainnya berhasil selamat, sehingga langsung mendapatkan penanganan medis,” ujarnya.
Dalam proses evakuasi korban melibatkan berbagai unsur, antara lain BPBD Demak, Basarnas Pos Jepara, Basarnas Pos Semarang, Polsek Mranggen, Koramil Mranggen, Babinsa dan Bhabinkamtibmas Sumberejo, PSC 119, RPB Anglingkusumo, TRC Anglingkusumo, perangkat desa, serta masyarakat sekitar.
Peristiwa ini menambah catatan risiko tinggi penelitian lapangan di wilayah rawan longsor, khususnya di jalur sesar aktif yang melintasi Kabupaten Kendal, Semarang, hingga Demak.