Kisah Diri Orang Tua
“Berikan contoh dengan kisah diri dan pengalaman masa muda untuk menciptakan kesamaan dan membuat percakapan lebih santai,” kata Kasandra.
Psikolog lulusan Universitas Indonesia itu juga mengatakan ketika komunikasi dan interaksi langsung terjadi, pastikan orang tua memberikan bahasa tubuh yang positif baik berupa kontak mata maupun anggukan, serta tanpa intervensi gadget.
Langkah ini penting agar remaja bisa lebih nyaman saat berkomunikasi langsung dan merasa setiap suara yang disampaikannya dihargai dan direspons dengan serius.
Dalam menyampaikan pertanyaan, ada baiknya orang tua bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya terbuka dan bukan tertutup misalnya seperti pertanyaan mengenai perasaan yang dialami remaja sehingga ia bisa mengekspresikan dirinya dengan lebih baik.
Lalu saat menyampaikan respons, orang tua memberikan apresiasi, afirmasi, dan validasi terhadap emosi remaja sehingga remaja dapat merasakan pengalaman komunikasi yang nyaman, tanpa beban, serta tidak menimbulkan rasa sendirian.
Interaksi hangat ini bisa lebih efektif apabila dilakukan dengan kegiatan yang dapat dilakukan bersama oleh semua anggota keluarga misalnya ketika momen makan bersama di meja makan, atau momen mengobrol santai di ruang keluarga tanpa gadget, hingga kegiatan piknik bersama di luar rumah.
Apabila ternyata remaja telah telanjur terbiasa memiliki kebiasaan akses gawai yang melekat, disarankan orang tua membuat aturan khusus untuk penggunaan gawai. Misalnya, ketika akan tidur atau makan, anak tidak diperkenankan mengakses gawai sehingga bisa fokus kepada kegiatan terkait.
















