Dampak Penumpukan Lemak di Hati, Mulai dari Fibrosis hingga Kanker

Dalam jangka panjang, kondisi yang demikian akan menurunkan kemampuan hati untuk memecah lemak, dan meningkatkan fungsi hati dalam menyimpan lemak.

Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) dapat terjadi tanpa adanya konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

Meskipun penyebab pastinya sulit diketahui, NAFLD biasanya dipengaruhi oleh sindrom metabolik dan kondisi medis seperti obesitas atau berat badan berlebih atau penurunan drastis berat badan.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  40 Persen Ayah di Jepang Ambil Jatah Cuti Rawat Anak

NAFLD juga dapat dipengaruhi oleh masalah seperti diabetes, kadar kolesterol tinggi, hiperglikemia, tekanan darah tinggi, hepatitis kronis (terutama hepatitis C), malnutrisi, hingga konsumsi obat-obatan tertentu dalam dosis tinggi atau dalam waktu lama.

Jika tidak ditangani, NAFLD dapat berkembang menjadi Non Alcoholic Steatohepatitis (NASH), peradangan dan kematian sel hati yang memicu terbentuknya jaringan parut (fibrosis).

Fibrosis seiring waktu dapat menjadi sirosis hati, yang menyebabkan kerusakan hati permanen dan penurunan fungsi hati serta dapat berkembang menjadi kanker hati kalau tidak ditangani dengan tepat.

BACA JUGA  Santri Ponpes Al-Amanah Semarang Raih Top Model Miss Teenager Muslimah Jateng 2025

Penyakit pada organ hati biasanya tidak menunjukkan gejala spesifik pada tahap awal.

“Karena gejalanya tidak terlihat di awal, pemeriksaan kesehatan hati secara berkala menjadi langkah terbaik untuk mendeteksi dan mencegah perburukan,” kata dr. Lianda.

Kalau perlemakan hati sudah terjadi, maka umumnya muncul gejala seperti kelelahan berlebihan bahkan setelah beristirahat, nyeri atau ketidaknyamanan di perut, dan pembesaran organ hati.

Pos terkait