Selain ramah lingkungan, motor hidrogen UPI juga dibekali berbagai fitur canggih, seperti sensor hidrogen dengan sistem cut-off otomatis saat terdeteksi kebocoran.
Kemudian, pemantauan tekanan gas dan suhu mesin berbasis Internet of Things (IoT), GPS tracker dan kartu RFID untuk keamanan, serta fitur kendali jarak jauh yang memungkinkan pemilik mematikan mesin lewat SMS bila motor hilang.
“Semua kami rancang agar aman, efisien, dan cerdas,” ucapnya.
Awal Mula
Zidan menjelaskan cikal bakal motor ini bermula dari ajang PLN Innovation and Competition in Electricity (ICE) 2024, yang merupakan lomba rancang bangun motor hidrogen yang diikuti 30 perguruan tinggi.
Tim UPI menjadi satu dari dua tim terbaik yang mendapat pendanaan untuk merealisasikan prototipe, bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
“Awalnya kami mengusung konsep café racer berpadu desain sport. Sekarang motor ini menjadi satu dari dua unit hidrogen aktif di Indonesia,” kata Zidan.
UPI sendiri, lanjut dia, memberikan dukungan penuh, mulai dari fasilitas laboratorium 24 jam hingga dispensasi akademik.
“Dukungan universitas membuat kami bisa menyelesaikan proyek ini tepat waktu,” ujarnya.
Ke depan, tim otomotif UPI tengah menyiapkan prototipe mobil hidrogen serta gagasan pembangunan stasiun pengisian hidrogen (hydrogen fuel station).
“Kendaraan hidrogen akan jadi masa depan transportasi dunia. Tapi tanpa infrastruktur, sulit berkembang,” kata Zidan.
Dosen pembimbing, Sriyono, menegaskan dukungan universitas dalam pengembangan teknologi hijau mahasiswa bersifat menyeluruh.
















