Sebagai bagian dari respons keras Beijing, pemerintah China mengimbau warganya untuk menghindari kunjungan ke Jepang dan meminta mereka yang berencana belajar di sana untuk mempertimbangkan kembali dengan cermat, dengan alasan risiko keselamatan.
Dampaknya, maskapai penerbangan China telah mengalami sekitar 491.000 pembatalan tiket pesawat tujuan Jepang sejak Sabtu (15/11) yang mencakup sekitar 32 persen dari total pemesanan.
Selain itu pada Selasa (18/11), dalam sidang ke-80 Majelis Umum PBB yang membahas reformasi Dewan Keamanan. Perwakilan China di PBB secara eksplisit menyatakan bahwa Jepang “sama sekali tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai anggota tetap Dewan Keamanan”.
“Menurut Piagam PBB, DK PBB memikul tanggung jawab utama untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Jepang melancarkan perang agresi selama Perang Dunia II, yang menimbulkan penderitaan mendalam bagi rakyat Asia dan dunia dan hingga hari ini, Jepang masih belum sepenuhnya berbalik atas kejahatan perangnya,” ungkap Mao Ning.
Beberapa pihak di Jepang, kata Mao Ning, terus mengadvokasi persepsi yang salah tentang sejarah Perang Dunia II, dan mereka masih memberikan penghormatan kepada Kuil Yasukuni, serta memutarbalikkan, menyangkal, dan bahkan menutupi sejarah agresi Jepang.
“Pernyataan keliru PM Sanae Takaichi tentang Taiwan secara terang-terangan mencampuri urusan dalam negeri China dan menginjak-injak hukum internasional. Negara seperti ini tidak berada dalam posisi untuk memikul tanggung jawab memelihara perdamaian dan keamanan internasional, dan tidak layak menjadi anggota tetap DK PBB,” tegas Mao Ning dikutip Antara.
















