Kondisi tersebut mempengaruhi pertumbuhan kredit UMKM November 2025 yang terkontraksi sebesar 0,64 persen yoy.
Walaupun kinerja intermediasi perbankan menghadapi tantangan, BI memastikan ketahanan industri perbankan nasional tetap kokoh.
Perry menuturkan, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada Oktober 2025 meningkat menjadi 26,38 persen, dengan risiko kredit macet terjaga rendah sebesar 2,25 persen untuk NPL bruto dan 0,90 persen untuk NPL neto.
Ia mengatakan, kapasitas pembiayaan bank juga tetap memadai ditopang oleh rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang meningkat menjadi sebesar 29,67 persen dan DPK yang tumbuh sebesar 12,03 persen yoy pada November 2025.
Pertumbuhan tersebut, lanjut dia, turut didorong oleh ekspansi likuiditas moneter dan pelonggaran Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia, serta ekspansi keuangan pemerintah termasuk penempatan dana Sisa Anggaran Lebih (SAL) di beberapa bank besar.
“Hasil stress test Bank Indonesia menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat, ditopang oleh kemampuan bayar dan profitabilitas korporasi yang terjaga,” imbuh Perry Warjiyo. ***















