MATASEMARANG.COM – Pantai Kramatsari Pemalang sempat menjadi primadona wisata pada tahun 2017 hingga 2018 silam.
Banyaknya kunjungan pelancong ke Pantai Kramatsari membuat warga Pemalang, khususnya sekitar lokasi merasakan dampak ekonomi.
Namun hal itu mulai berubah sejak tahun 2019 yang mana abrasi mulai menggerus Pantai Kramatsari.
Tidak hanya bibir pantai yang tergerus, perekonomian warga sekitar yang mendirikan lapak usaha di sana juga ikut tergerus abrasi.
Seperti yang diceritakan warga Desa Blendung, Kecamatan Ulujami, Pemalang, Harini yang pernah merasakan masa jaya Pantai Kramatsari.
“Bahkan sehari semalam, pas akhir pekan, saya pernah dapat Rp 6 juta. Waktu itu harga es teh masih Rp1.000,” ungkapnya, Rabu 28 Mei 2025.
Abrasi yang menggerus Pantai Kramatsari sejak 2019 dikatakannya berdampak pada 33 warung yang amblas, jalan dan tiang listrik tenggelam, wahana wisata rusak.
Dia menambahkan, kini tak ada lagi pengunjung wisata, karena akses jalan pun tergenang rob.
Warga sudah berusaha mengatasi kondisi lingkungan yang rusak tersebut.
Pada 2024 lalu, mereka swadaya membangun tanggul di bibir pantai dengan bambu.
Kalakhar BPBD Pemalang, Andriadi mengatakan, tanggul bambu yang dipasang terbagi menjadi dua.
Sebagian bambu ditata dan ditancapkan. Sementara lainnya dibuat tanggul berbentuk kandang jangkrik.
“Disebut kandang jangkrik, karena bentuknya kotak mirip kandang jangkrik. Ini mencontoh yang ada di Demak. Sempat optimis tapi ini rusak kena gelombang di tahun 2025, sehingga ada muara-muara baru,” jelas Andriadi.