Meskipun platform mempromosikan fleksibilitas dan inovasi, mitra pengemudi menghadapi pengambilan keputusan yang tidak transparan terkait pesanan dan visibilitas, penalti berbasis kinerja tanpa penjelasan, dan insentif yang tidak terduga.
Sementara itu, akademisi UGM Suci Lestari Yuana mengatakan, algoritma merupakan salah satu bagian di dalam infrastruktur platform digital.
“Aksi kolektif dari para pekerja platform, kolaborasi dari mitra dan peneliti bisa membuat desain riset dan rekomendasi, serta solidaritas secara metodologi,” ujar Suci.
“Selain itu, transparansi dari platform juga menjadi penting. Untuk konteks (platform ojol) di Asia Tenggara, kita bisa mengambil inspirasi dari GDPR (Regulasi Perlindungan Data Umum Uni Eropa), tapi kali ini dengan juga memperhatikan pendekatan/pengawasan lokal,” katanya pula.