Beda Baca Buku dengan “Scrolling” Medsos Menurut Dokter

MATASEMARANG.COM – Sama-sama beraktivitas membaca, tapi ada perbedaan signifikan manfaatnya antara membaca buku dengan scrolling media sosial.

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa lulusan Universitas Sebelas Maret Surakarta Jiemy Ardian menjelaskan bahwa aktivitas membaca merupakan salah satu bentuk terapi kejiwaan yang disebut biblioterapi.

Namun, dr Jiemy Ardian Sp.KJ juga menekankan bahwa membaca buku memiliki perbedaan dengan aktivitas membaca di media sosial dalam sebuah acara literasi di Jakarta, Kamis.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  UNDIP Ramah Peserta UTBK-SNBT 2025 Penyandang Disabilitas

“Membaca buku, apalagi buku fisik, melatih otak untuk fokus dan berpikir secara mendalam, sementara di medsos memberikan stimulasi instan untuk segera menggulir (scrolling) yang justru membuat otak menjadi “malas” dan mudah terdistraksi dalam bacaan,” kata Jiemy.

Menurut dia, fenomena itu bisa disebabkan oleh desain konten vertikal di media sosial yang sangat cepat dan adiktif.

Pengguna media sosial menjadi terbiasa dengan konten yang langsung to the point.

Kalau dalam dua detik tidak menarik, konten bisa langsung diganti. Artinya batas konsentrasi terhadap bacaan (attention span) semakin menipis karena pergeseran kebiasaan membaca.

BACA JUGA  MPLS, Gubernur Jateng: Boleh Tegas tapi Jangan Keras, Apalagi Mem-"Bully"

Akibatnya orang menjadi lebih tidak sabar saat membaca karena otak telah dilatih untuk konsumsi konten bacaan yang instan.

Namun membaca buku melatih imajinasi pembaca, sebuah aspek yang kurang terpenuhi dalam konsumsi konten visual yang sudah jadi dalam aktivitas scrolling media sosial.

Di tengah dominasi media sosial, meluangkan waktu untuk membaca buku bukan sekadar hobi, melainkan investasi krusial untuk menjaga kesehatan mental dan kognitif.

Pos terkait