MATASEMARANG.COM – Program Srikandi Pangan bakal dioptimalkan guna mencegah peredaran beras oplosan yang kini sedang marak di tengah masyarakat.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang, Endang Sarwiningsih di Semarang, Senin, 21 Juli 2025.
Endang mengatakan jika program Srikandi ini adalah bentuk kolaborasi lintas sektor, utamanya yang melibatkan peran ibu-ibu PKK hingga ke tingkat RT.
“Program Srikandi Pangan ini adalah kolaborasi dengan PKK, tetapi tidak hanya PKK. Kita juga melibatkan Dinas Pendidikan, para remaja, karang taruna, bahkan bapak-bapak juga,” katanya.
Endang mengatakan, program Srikandi Pangan didasarkan pada empat pilar ketahanan pangan, yaitu ketersediaan, distribusi, pemanfaatan, dan stabilisasi.
Dalam pelaksanaannya, para Srikandi akan diberdayakan untuk menjaga ketersediaan pangan mulai dari tingkat keluarga.
“Ketahanan pangan dimulai dari keluarga. Kalau setiap keluarga ini tahan pangan, maka RT akan tahan pangan, lalu RW, kelurahan, hingga kota. Srikandi ini akan menjaga ketersediaan lewat urban farming, pemanfaatan kebun B2SA, hingga penggunaan lahan sempit dengan polybag atau bagor,” ungkapnya.
Endang menyebut, program ini juga melakukan pemanfaatan sampah organik rumah tangga yang mencapai 68 persen dari total sampah.
Srikandi Pangan diharapkan mampu mengelola sampah tersebut menjadi kompos, maggot, atau keperluan pertanian lainnya, sekaligus mengurangi beban TPA yang kini hampir penuh.
Selain itu, lanjutnya, Srikandi Pangan juga diarahkan untuk mengedukasi masyarakat agar tidak boros pangan.