Menurutnya, perlombaan ini juga menjadi sarana edukatif yang dirancang agar para siswa lebih mengenal dan mencintai olahraga bulutangkis.
“Seluruh rangkaian kegiatan ini kami kemas dengan unsur-unsur yang berkaitan langsung dengan bulutangkis, sekaligus sebagai upaya untuk mensosialisasikan olahraga ini kepada siswa sekolah dasar. Kami berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan minat bermain bulutangkis baik di kalangan anak-anak maupun orang tua mereka. Melalui dukungan masyarakat terhadap kegiatan di tingkat kabupaten dan kota, kami yakin proses pembinaan atlet dari akar rumput akan semakin kuat,” tutur Basri.
Basri mengatakan Kota Semarang dipilih menjadi salah satu tempat untuk menyelenggarakan Festival SenengMinton dengan harapan calon pebulutangkis dapat teridentifikasi secara cepat sehingga para siswa dapat menjadi bagian dalam proses regenerasi atlet bulutangkis yang terstruktur dan berkelanjutan.
“Kota Semarang dipilih karena menjadi salah satu lumbung atlet-atlet berbakat. Melihat peta pembinaan, selama ini regenerasi berjalan di klub saja. Melalui ajang ini, kami ingin menyentuh level akar rumput dengan mendorong sekolah dan guru untuk menggalakkan ekstrakurikuler bulutangkis. Dari Festival SenengMinton akan berkelanjutan dengan kejuaraan di tingkat SD, SMP hingga SMA sehingga harapan kami, atlet yang jago dari sekolah-sekolah bisa diarahkan masuk ke klub,” paparnya.
Festival SenengMinton Semarang 2025 menerapkan sistem perorangan dengan penilaian pemenang berdasarkan catatan waktu tercepat.
















